Salah satu alat Global Maritime Distress Safety System (GMDSS) atau Sistem Keselamatan Maritim Global yang sering ditemui adalah Marine Very High Frequency (VHF) Radio. Marine VHF Radio wajib terpasang di anjungan sebagai alat bantu komunikasi dan navigasi dengan komunikasi dua arah yang menggunakan gelombang radio sebagai media penghantarnya.
Dalam Safety of Life At Sea (SOLAS) bab IV tentang Radiotelecommunication, pada aturan 7 disebutkan kapal harus memasang radio VHF DSC dengan frekuensi 156.525 MHz (Channel 70). Dilengkapi dengan radiotelephony dengan frekuensi 156.300 MHz (Channel 6), 156.650 MHz (Channel 13), dan 156.800 MHz (Channel 16).
Marine VHF Radio memiliki rentang 30-300 MHz dan memiliki 59 channel. Dari sejumlah saluran tersebut bisa kita pilih untuk berkomunikasi, identifikasi Automatic Indentification System (AIS), dan untuk transmisi Digital Selective Calling (DSC). Pada prinsipnya VHF Radio bekerja dengan memancarakan gelombang radio dan akan diterima oleh receiver, biasanya Marine VHF Radio memiliki radius sekitar 10.8 Nm untuk komunikasi antar kapal dan 27 Nm untuk Kapal ke Shore Station.
Disamping itu Radio VHF tidak hanya digunakan dalam Industri pelayaran, namun juga dapat digunakan untuk bidang publikasi, survei , reparasi, militer, dan konservasi, bahkan penegakan hukum serta segala hal yang memerlukan komunikasi tanpa tatap muka.
Mengapa Marine VHF Radio sangat penting?
- Sebagai alerting system atau sistem peringatan untuk mengirim tanda ke kapal lain atau tim SAR secara jelas dan bersifat darurat.
- SAR Coordinating Communication, yaitu sebagai pihak yang berkoordinasi dalam suatu operasi upaya pencarian dan penyelamatan (SAR Operation).
- On-Scene Communication, yaitu komunikasi dalam situasi darurat antara kapal sekitar dengan tim SAR.
- Locating untuk menunjukkan lokasi korban atau kapal yang mengalami situasi darurat agar mempermudah pencarian.
- Promulgation Marine Safety Information (MSI), Penyebaran berita yang menyangkut MSI
- General Radio Communication, komunikasi umum menggunakan radio.
- Bridge To Bridge Communication, yaitu komunikasi antar kapal dalam keadaan normal ataupun darurat.
Dengan peran radio VHF DSC sebagai perangkat penunjang keselamatan dan komunikasi maka radio VHF harus dirawat dengan baik. Berdasarkan aturan SOLAS bab IV aturan nomor 15 tentang Maintenance Requirement, maka untuk kapal yang beroperasi pada area A1 dan A2 harus memiliki salah satu metode perawatan seperti perlengkapan cadangan, shore based maintenance, atau at sea electronic maintenance capability, atau kombinasi keduanya. Sedangkan untuk kapal yang beroperasi pada area A3 dan A4 harus memiliki kombinasi setidaknya 2 metode diatas.
Setelah kita mengenal kegunaan Marine VHF Radio, mari kita mencari tahu tentang bagian-bagiannya secara sederhana, sebagai berikut:
- Loudspeaker : Berfungsi untuk mengeluarkan suara.
- Large display : sebagai monitor utama dari radio VHF.
- RT/REGION : Pengatur untuk menampilkan tampilan utama radiotelephone dan membuka/menutup menu REGION.
- Quick to channel 16 : untuk menuju ke channel 16 .
- Channel : adjuster atau pengatur untuk memilih channel dan juga bisa dipakai sebagai tombol bantu menu pada radio VHF.
- Number key 0-9 : tombol alphanumeric yang digunakan untuk memasukkan angka, alphabet, dan simbol.
- DW Scan : Tombol untuk memilih mode deteksi, single mode, dual mode atau triple mode.
- Brilliance: adjuster button untuk mengatur kecerahan layar pada monitor VHF radio
- Disstress : Tombol untuk mengirimkan pesan distress atau darurat dalam satu sentuhan.
- SSquelch : Adjuster button untuk mengurangi suara background yang Menggangu.
- Volume : Adjuster button untuk mengatur besar atau kecilnya suara yang dihasilkan.
- Connector For Handset & Push to Talk (PTT) : Adalah port penyambung untuk perlengkapan tambahan.
Ada kalanya dalam penggunaan Marine VHF terjadi masalah- masalah yang cukup menganggu. Masalah tersebut biasanya adalah ketidaksesuaian penggunaan VHF dengan fungsinya sendiri. Dimana VHF yang seharusnya memberi informasi akan hal-hal penting malah bergeser menjadi hal yang mengacaukan informasi tersebut, yang mengakibatkan adanya miss komunikasi. sebagai contoh “Dua kapal mengobrol pada Channel 16 tentang hal yang tidak berhubungan terhadap keamanan bernavigasi”. untuk itu dapat disimpulkan yaa mates kalau penggunaan Marine VHF Radio itu sangat penting dan tidak boleh sembarangan lho yaaaa.
Artikelnya sangat informatif dan membantu. Sangat membantu untuk komunikasi di perairan.