Dasar Ballast Water Management System

by Dec 7, 2019Board, Navigation0 comments

Sesuai yang ditetapkan dalam Ballast Water Management System bahwa penggunaan ballast untuk mengontrol stabilitas kapal. Dalam arti lain ballast water adalah air yang digunakan untuk mengontrol stabilitas kapal yang sedang tak bermuatan. Aturan yang dimaksud meliputi lokasi pergantian ballast water seperti kedalaman laut yang harus melebihi 200 meter, jarak ke daratan yang harus melebihi 12 Nautical Mile serta density air laut nya. Aturan tersebut diatur dalam Ballast Water Management Convention dan BWMS Code

Sistem kerjanya dimulai dengan memasukan air laut ke dalam tanki yang di tentukan, dengan tujuan membuat kapal menjadi lebih berat dan kapal lebih dalam ke air laut agar lebih stabil. 

Ada 3 metode : 

  1. Flow Through method 
  2. Pumping Method
  3. Overflow Method 
ballast water flow
Source : researchgate.net

Lalu bagaimana agar kita tahu berapa banyak air yang diperlukan di dalam tanki ? 

Sebelum dilakukan pemompaan, mualim 1 mengkalkulasikan berapa banyak air yang diperlukan untuk kestabilan kapal. Namun, perlu diketahui bila dalam operasi bongkar 1 pelabuhan, biasanya tidak dikalkulasikan secara langsung. Biasanya dipompa sampai titik tinggi tertentu, misalkan maksimum dalam 1 tanki mencapai 9 meter. Biasanya mualim 1 akan menargetkan 8,90 atau 8,95 meter. Saat pengisian, dianjurkan untuk tidak sampai titik maksimumnya. Hal tersebut berbahaya, karena ketika operasi bongkar muat dan ballast over flow dari tank, maka dikhawatirkan akan mencampuri muatan yang jatuh ke deck atau ada di samping kapal. 

Jadi, ketika pengoperasian ballast, juru mudi secara periodik akan memberi tahu berapa banyak air yang sudah masuk ke dalam tangki. Biasanya, tangki akan semaksimal mungkin dan dihentikan ketika hampir mencapai titik maksimal tangki. 

Lalu, bagaimana jika kapal sedang ada muatan ? Berarti total ballast 0 ? Jelas tidak. 

Jadi ketika akan memasukkan dan mengeluarkan ballast tentu saja melalui pipa. Nah, mulut pipa akan diletakkan setidaknya beberapa cm dari dasar tangki. Jadi ketika memompa, air masuk dengan mudah dan tidak tertahan di dasar tangki. Oleh karena itu ketika memompa, air ballast keluar tidak akan semua air ballastnya akan terbuang. Setidaknya ada beberapa cm yang tidak dapat tersedot keluar oleh pompa dan dibiarkan mengendap di dalam. Jadi ketika sedang bermuatan, tentu saja akan ada nominal tertentu yang akan di declare ke dalam ballast dan nominal tersebut berbeda pada setiap kapalnya. 

Sebagai contoh, terdapat kapal yang jarak mulut pipa ballast ke dasar tanki sekitar 1 cm pada setiap tangkainya. Sehingga yang dideklarasikan kapal memiliki 150 mt air ballast yang memang tidak bisa di pompa keluar, itu sekitar 1-3 cm ketika di-sounding oleh juru mudi. 

Lalu bagaimana cara untuk mengetahui berapa banyak nominal air ballast yang sudah di dalam tangki? Seperti yang tadi sudah dijelaskan, juru mudi akan secara periodik men-sounding tangki ballast. Jadi, ketika berapa tingginya sudah diketahui, kita dapat mengkalkulasikan berapa banyak ballast yang ada di dalam tangki. 

Bukan hanya ketinggian saja yang dimonitor, draft kapal juga mempengaruhi nominal yang masuk dan keluar tangki. Karena pipa ballast biasanya ada di bagian belakang tangki. Jadi ketika trim by stern tentu saja pengoperasian akan lebih lancar. Sebaliknya, bila trim by head , air ballast akan sulit masuk karena posisi pompa ballast ada di belakang, dan ketika akan keluar akan lebih sulit karena seperti yang ketahui sifat air yang mengikuti bentuk ruang. Bila kapal trim by head, air akan terkumpul pada bagian depan tangki sehingga sulit untuk di pompa keluar. 

Oke kembali lagi, Kita sudah mengetahui berapa hasil soundingan dan berapa tim yang ada di kapal lalu barulah kita bisa mengkalkulasikan nominal ballast yang ada dengan menggunakan Stability Booklet yang ada di kapal. 

contoh ballast water management
Source : aydenmarine.com

Stability Booklet di setiap kapal berbeda, dan ini didapatkan dari shipyard ketika kapal baru delivery dari dock. ​Berikut sekilas aturan tentang Ballast Water Management, kamu bisa menanyakan hal lebih lanjut pada kolom komentar! (Lukman & Angga)

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

About Writer

Novarino

Novarino

Writer

Need a Further Assistance?

Koneksea is a hub where expertise converges with challenges, where our proficient team is readily available and equipped to offer the support you require.

Sponsored Content

READ MORE!

See more featured article from Koneksea

Pihak Yang Ada di Asuransi P&I

Pihak Yang Ada di Asuransi P&I

Sebagai mana yang kita ketahui, asuransi P&I mencakup sebagian besar resiko pada bidang maritim yang muncul atau berasal dari pihak ketiga. Sehingga kepemilikan atas polis P&I atau perlindungan P&I menjadi sangat penting untuk dimiliki oleh pemilik kapal.