Setelah sebelumya kita pernah membahas perihal faktor-faktor kapal yang menjadi faktor penentu perairan pandu, sekarang kita akan membahas faktor yang kedua berdasarkan PM 57 Tahun 2015 Pasal 3 ayat 4 dimana Faktor di luar kapal yang mempengaruhi keselamatan berlayar, diantaranya:
1. Kedalaman Perairan
Perairan yang dangkal akan lebih berbahaya karena dapat mebuat kapal kandas. Selain daripada itu kedalaman perairan sangat berpengaruh pada keselamatan mesin kapal yang membuat propeller atau baling-baling kapal lebih buruk dalam bergerak di karenakan air yang dangkal membuat propeller tidak terbenam sempurna yang kemudian mempengaruhi laju kapal dan kondisi mesin di perairan tersebut
2. Panjang Alur Perairan
Semakin panjang alur, maka endurance atau kesiagaan crew kapal sendiri di tuntut untuk lebih lama dalam mengemudikan kapal dan selain dari pada itu resiko tubrukan atau kecelakaan juga lebih besar di karenakan alur yang panjang lebih menimbulkan banyak rintangan dalam bernavigasi.
3. Banyaknya Tikungan
Tentunya dalam faktor ini koneksea mates sudah bisa membayangkan, bagaimana tikungan bisa memberikan penilaian yang sangat berbahaya terhadap kecelakaan kapal itu sendiri dan menjadikan perairan tersebut salah satu indicator wilayah wajib pandu. Tentu saja karena semakin banyak tikungan atau belokkan, kapal akan berada di level olah gerak yang cukup sulit yang mengakibatkan harus penuh ke hati-hatian terhadap bahaya navigasi pada saat dan setelah tikugan itu sendiri.
4. Lebar Alur Perairan
Kapal pada alur perairan sempit akan sulit melakukan olah gerak di karenakan kapal bisa menabrak sisi perairan serta mengakibatkan kapal kandas apabila tidak bisa mengontrol kapal tersebut dengan benar selama melakukan olah gerak. Berbeda sekali dengan kapal yang berada di alur perairan lebar yang membuat kapal lebih leluasa di dalam olah gerak, serta lebih aman dari menabrak sisi perairan.
5. Rintangan atau Bahaya Navigasi di Alur Perairan
Beberapa rintangan atau bahaya navigasi di alur perairan di antaranya seperti gosong, shallow water (dangkalan), pulau-pulau kecil, dll. Tentunya membutuhkan kehati-hatian bagi seorang perwira pandu dalam melakukan navigasi di atas kapal, dengan adanya rintangan ini membuat tidak mudahnya alur perairan di lalui, maka dari itu faktor rintangan atau bahaya navigasi adalah salah satu faktor yang sangat di perhatikan dan di kaji oleh pihak navigasi dalam memberikan info melalui BPI (Berita Pelaut Indonesia).
6. Kecepatan Arus
Kecepatan arus yang searah dengan haluan kapal membuat kapal terdorong lebih cepat, dan mengakibatkan laju kapal lebih cepat dari biasanya. Apabila arah arus berlawanan, bisa mengakibatkan dampak yang sebaliknya, dan dibutuhkan tenaga ekstra dari propeller kapal untuk bisa melawannya.
7. Kecepatan Angin
Kecepatan angin lebih bepengaruh pada olah gerak kapal itu sendiri, seperti rolling,pitching, dll. Kapal cenderung miring ke arah datangnya angin. Dan ini bisa beresiko kapal terbalik.
8. Tinggi Ombak
Pengaruh dari tinggi ombak itu sendiri beresiko kapal bisa tenggelam, dimana ombak semakin tinggi maka tentu perairan semakin berbahaya dan sulit untuk di lalui.
9. Ketebalan dan Kepekatan Kabut
Kabut yang tebal sangat membatasi penglihatan dan ini sesuai dengan isi dari buku COLREG : 1972 Rule 19 tentang restricted visibility (Penglihatan terbatas) yang sangat berbahaya bagi pandu dan crew kapal untuk melintasi suatu daerah dengan tingkat penglihatan terbatas yang sangat tinggi. Maka dari itu ini menjadi salah satu pertimbangan dari faktor di luar kapal.
10. Jenis Tambatan Kapal
11. Keadaan Sarana Bantu navigasi Pelayaran
Lampiran atau tabel di bawah berisi nilai yang mejadi ketentuan dalam memilah suatu pelabuhan atau perairan kepanduan sesuai dengan tingkat kesulitannya berdasar faktor di luar kapal.
Dari ke 11 uraian di atas menjelaskan secara kompleks perihal tugas dan perlunya kejelihan seorang pandu dalam membaca medan tempat dia bertugas, karena dari uraian diatas saya dapat mengambil kesimpulan bahwa bernavigasi di wilayah pandu bukanlah hal yang sepele dan mudah.
Hal ini juga berkaitan dengan kedua pengklasifikasian wilayah perairan dalam menentukan sebuah perairan wajib pandu dan perairan pandu luar biasa (tidak wajib pandu) berdasar pada dasar-dasar acuan seperti di atas adalah substansial yang harus dimiliki oleh seorang Pandu dalam mengemban tugas dan amanah navigasi, jadi bukan cuma sekedar cikar kanan dan kiri ya mates.
*Cikar : Kemudi Ke…
Namun biasanya kegiatan untuk membantu keselamatan pelayaran dalam operasi pemanduan dapat dibantu oleh alat-alat seperti :
a. Kapal Tunda : Digunakan untuk menjamin keselamatan pelayaran dalam pemanduan kapal. b. VHF : Digunakan untuk komunikasi antar kapal dan pandu
b. VHF : Digunakan untuk komunikasi antar kapal dan pandu
c. Stasiun Pandu/Menara pengawas : Memberikan informasi sebelum dan sesudah pandu bertugas terkait kondisi perairan, cuaca, suhu, dll.
d. AIS : Memudahkan pandu untuk mengetahui nama kapal, dan posisi kapal yang ada di dekat kapal kita.
e. Terdapat alat seperti i-Sailor untuk membantu proses pelayanan pemanduan untuk men-support pekerjaan pandu dalam melihat titik – titik kedalaman alur yang rawan. Sehingga pelayanan pemanduan dapat berjalan dengan aman.
f. Dibutuhkan informasi terbaru terkait pengerukan untuk dapat diketahui bagaimana proses perubahan batimetri alur pelayaran (forecast) untuk kedepannya. Yang mana hasil pengerukan dapat digunakan sebagai berikut :
- Pembaharuan informasi harian yang diproyeksi untuk panduan dalam melaksanakan operasi pelayanan pemanduan.
- Diperlukan sedimentasi rate (laju pendangkalan di muara dan di hilir) yang membantu periode pengerukan sebagai tools dalam mengendalikan periode pengerukan yang dilakukan oleh Pelabuhan Cabang Pontianak bila pengerukan terlambat dilakukan (terkait biaya dan teknis).
g. Update informasi mengenai alur pelayaran/perairan di pelabuhan.
Semoga tulisan ini bisa memberikan wawasan baru tentang dunia maritim, pelayaran, dan kepelabuhanan khususnya dibagian Pemanduan. Jadi tetep mau jadi pandu ga nih? Tulis komentar dan kritik dibawah untuk feedback bagi kemajuan Koneksea ya, mates!
nice